Wednesday, August 26, 2009

Optimis? Halah...

Jaman sekarang bukannya tambah gampang lho malah tambah susah, dulu waktu kecil.. kehidupan serba mudah, ndak ada komputer, playstation sampai facebook. Kalau malam menjelang seusai maghrib, kehidupan sebagai anak-anak yang tinggal di kampung dimulai dengan petak umpet, ketengan, buat balon dari kertas koran sampai balapan dengan mobil-mobilan bambu dengan roda sandal jepit bekas.

Jaman sekarang banyak orang ngangloh cari makan, kerjaan sampai uang susah. Tapi banyak juga orang menjual kesusahan untuk mendapatkan keuntungan. Berapa banyak anak-anak dibawah umur "dikaryakan" di pinggir-pinggir jalan oleh orang tuanya, malah kemaren saia lihat di salah satu toko stationery terbesar di makssar juga memperkerjakan anak bau kencur untuk berjaga di penitipan barang.

Dan rupanya menjual kesusahan tidak dimonopoli orang-orang yang kurang mampu, banyak juga makelar berdasi yang duduk enak di ruang ber-AC, datang, tanda tangan, tidur dan saat selesai rapat teriak setuju. Ada juga dengan dalih seminar motivasi dan EQ sampai E*k.. yang hasilnya itu biasanya bertahan beberapa hari saja, trus kembali lagi ke kehidupan awal. :hammer:

Mungkin sudah bagian dari kehidupan. bahwa tidak semua orang bisa dan mau sukses. karena sukses itu perlu komitmen teguh dan visi yang jelas. kalo kita tidak berkomitmen, maka di training apa dan oleh siapa juga tidak akan berhasil. Jadi pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa punya komitmen tinggi? Katanya sih, kita harus tahu “alasan kuat” kita melakukan sesuatu. Alasan kuat itulah yang nantinya akan selalu jadi motivator saat kita mulai tidak bergairah. [Bahasanya seorang ahli motivasi yang pernah nggedebus sama saia, tapi kehidupan keluarganya morat-marit ndak karuan]

Optimis itu niscaya. Pola pikir dan cara pandang memang harus dirombak. Bahkan cara kita menggunakan kata-kata pun musti dicermati. Penggunaan kata-kata yang tidak positif membuat kita tidak optimis. Biasakan gunakan kata dan kalimat yang bernada positif agar hidup kita selalu optimis. Hidup penuh dengan dinamika. Masih sangat banyak hal yang bisa kita buat untuk jadi lebih baik. Pertanyaannya adalah kita mau atau tidak?

Daripada bertanya “kenapa ini semua terjadi?” jauh lebih manfaat bertanya “apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki hal ini?” Tapi kenyataannya di lapangan alih-alih optimis, rasa saling percaya antar sesama saja susah sekali diwujudkan..

Masih pening mikir antara optimisme hidup dan memaki-maki negara sebelah yang nggak punya otak dan mulai ngelunjak di forum-forum...

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home