Monday, June 26, 2006

4th Chapter : Why oh Why ?!? WHY NOT !!!

This are my previous post for this L.O.V.E series, keep on your daily doze :
Chapter 1 : L.O.V.E
Chapter 2 : Too Young To Love
Chapter 3 : Regrets !! Not Rugrats !!

“Patah hati kujadinya….” [ Rahmat Kartolo ]
Bagian ke 4 dari Love Hexalogy ini akan dibicarakan salah satu bagian terpenting dalam L.O.V.E thing yaitu Broken Heart *euhh..* hehehe karena pembahasan ini banyak yang agak-agak sensi kalo dibahas maka DENGAN SENGAJA akan dimunculkan beberapa contoh kasus yang muncul di sekitar kehidupan yang nulis blog ini.. OK??

Saat kita mengalami patah kaki… eh hati [ dengan berbagai A-LA-SAN tentunya ] seperti : diputus, Memutus, ditinggal, meninggalkan, dicuekin, kurang mesra, enggak romantis, dsb You name it… manusia kalo lagi kesel, marah dan bersalah pada prinsipnya selalu membenarkan keadaan dirinya sendiri No Matter What !!! Hal ini seringkali jadi boomerang dan merusak hubungan yang sudah berjalan atau dijalankan selama berabad-abad.. sowwie.. bertahun-tahun sehingga semua impian ancur lebur dan so feel dying inside…. T_T But, a broken heart may be a blessing in disguise, come on continue read this….

Broken heart gak cuma dialami Sampek – Eng tay, Romi – Juleha, Roro Mendut – Pranacitra, Tristan – Isolede, dsb tapi bisa juga dialami oleh anak-anak, orang tua bahkan kakek nenek yang udah bangkotan sekalipun. Banyak anak-anak mengalami broken heart karena perlakuan orang tua yang mungkin tidak adil terhadap anak-naka mereka, tidak adanya perhatian karena anak-anak hanya dicekokin duit, duit dan duit dan mengabaikan esensi penting dalam kehidupan berkeluarga, yaitu Cinta, Perhatian dan Kasih Sayang [ hiks.. hiks… T_T ]. Orang tua pun kadang mengalami patah hati karena banyak anak-anak yang udah nggak inget lagi ma mereka, sesudah mereka sukses dalam karir ataupun cita-cita mereka, yang seringkali enggak mau direpotkan dengan keberadaan orang tua sehingga orang tua mereka di masukin ke Panti Jompo [ kalo kesadaran ortu sih mungkin gak pa-pa.. tapi kalo dipaksa… buset… ente emang lahir dari batu ye ?!? ]. Biar usia udah bangkotan tapi kalo napsu masih di ubun-ubun opa / oma pun kadangkala masih kepingin jadi bandot yang suka daun muda yang ujung-ujungnya bikin stress ma broken heart pasangannya.

Allright !! tapi karena gue masih muda [ baru 17 tahun lebih dikit…. Yeah right…. ] kita bahas dari sudut mata kuda aja.. soalnya entar jadinya cuma yang lurus-lurus aja.. gak belok sana-sini :D oK.. kasus yang umumnya terjadi adalah sebagai berikut khonologisnya :

Saat bertemu pertama kali dengannya, curi-curi pandang, dia tersenyum --- kubalas senyumannya, dan mulai berkenalan, sepertinya dia menarik nih… waktu ngobrol.. wah banyak persamaanku dengannya…. berakhir tukaran alamat dan nomer telpon… Time goes by…..

Kita mulai banyak ketemu, jalan bareng sering-sering, dan muncul perasaan khusus saat dia ada disekitarku. Kalo dia enggak ada kok aku sepertinya miss him/her banget…. [ *uehk…* ] You fall in love neck deep….. Kamu bilang “I Lap You..” dengan mata berkejap-kejap dan dia bilang “I Lap You too…, kalo makan burger pake tissue ato pake lap dong.. saosnya nyiprat kemana-mana tuh di mulut…” [ GUBRAK !!! ] Nah.., habis acara Lap – Lap an tadi, ada pengumuman dihadapan publik kalo kita jadian neh…, sah ?? sah ?? SAH !!! Semua berjalan lancar-lancar aja… bahkan seringkali ada yang bikin “investasi” biar kate belon disahkan di KUA ma Catatan sipil supaya mantap kata mereka.. [ Bego banget yang sampe beginian… ]

And Suddenly, enggak ada ujan angin apalagi orang kentut ato alasan yang cukup waras, dia mengakhiri hubungannya.. dan daku bertanya-tanya seperti filmnya Rhoma Irama tahun 70’an “Mengapa engkau melakukan ini padaku Rhoma ?? Mengapa engkau meninggalkan aku ?? Apa yang telah aku lakukan ?? Dia enggak kasih jawaban konkrit apalagi beton, pokok’e end of the road !! dan mulailah acara broken heart dimulai bahkan sampe bertahun-tahun hatimu masih dirawat di RSH [ Rumah Sakit Hati ]….
Dari titik ini perjalanan pembahasan gue bakal dimulai dari sumber-sumber survey yang elu-elu boleh percaya boleh enggak, tapi bagusnya sih percaya aja karena sebagian adalah REAL CASE yang gue jumpai selama hidup gue di dunia… Yuk yak.. Yuuuukkkk…..

Gejala pertama dari Broken heart disease adalah sedih, bingung, kesal, merasa jelek [ lah kalo emang muke lu jelek ?? ] semua perasaan minus dicampur “…and stir not shaken…” jadi satu. Trus gejala kedua [ biasanya sih cewek… - itu… kayak Ms. Y lho… ] pengennya nangis, ngejerit, bawaannya bertelor di kamar ato ruangan kantor sambil cuci bantal dan meja pake air mata, semua lawan jenis dianggap sama jeleknya, nggak tahu perasaanku… dsb.

Reaksi tersebut nongol, diakibatkan kita terlalu cinta atau sayang sama pasangan kita, terus dari situ kita mulai punya harapan-harapan tertentu, dan kalau harapan-harapan itu nggak tercapai (atau malah putus) langsung kumat deh gejala-gejala di atas…

Tapi…. Apa memang reaksi kalau kita sedang putus cinta kayak gitu ? [ Enggak ah… biasa aja tuh…. ] Setiap orang punya cara berbeda buat mengatasi Broken heart disease, ada yang seperti diatas, ada yang jadi pendiam berat, ada juga yang jadi membenci lawan jenis, nganggap semua itu sama seperti mantan pacar. [ WADUH…. ] abis itu selanjutnya ada yang jadi menurun motivasinya, dalam belajar ato dalam bergaul [ ancur-ancuran dah… ]. Sedangkan yang lain, ada juga yang malah tambah bagus, tampak pede, tambah fleksibel dalam bergaul, juga dalam belajar [ abis putus kok semester ini IP gue jadi 3.8 ya ?? –Jefry Gundar 2002 ]

Sebenarnya gue mau usut penyebab umum yang membuat orang jadi beda reaksinya terhadap penyakit yang satu ini… Penyebab putus hubungan cinta biasanya sih.. kalau putus karena diselingkuhin, ini bisa bikin migraine + cekot-cekot jidat.. Tanya Kenapa….? Karena kita (sebagai pihak yang diselingkuhin) seringkali ngerasa tidak berharga, tidak berarti, tidak dicintai dan satu lagi, merasa dikhianati. Trus nyanyi lagunya Meggy Z.. “Sungguh teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya teganya…”

Tapi lain lagi kalau dapet PHK [ Putus Hubungan Kasmaran ] karena ada perbedaan pendapat, udah nggak ada kecocokan lagi atau pihak-pihak tertentu kayak ortu pa keluarga yang engak setuju. Kalau karena masalah ini, biasanya kedua belah pihak sadar bahwa mereka kok sudah tidak nyambung lagi dan membuat suatu kesepakatan untuk mengakhiri hubungan ini, sampai disini aja deh…. Dadah Bubyeeee….

Faktor-faktor yang mempengaruhi Broken heart disease adalah sebagai berikut : [ gak 100 % bener ]

Kekuatan mental : Paling penting neeh... Biasanya, kalau kita sudah memiliki mental kuat [ enggak takut ama yang nulis blog ini, bisa makan beling, jalan di atas bara api, terjun dari monas, etc. ] biasanya kita akan memerlukan waktu yang singkat mengatasi masalah ini dibanding orang lain. Mental yang kuat sangat berhubungan dengan keseimbangan antara OTAK dan PERASAAN. Kalau kita lagi putus cinta, yang akan berperan dan bermain didalamnya adalah PERASAAN, bukan OTAK ato rasio [ liat CHAPTER 1 dong… ] Sedangkan bagi kita yang kestabilan PERASAAN dan RASIOnya udah oke, kita akan tahu kapan nih rasio yang maen dan kapan feeling yang maen. Waktu sedang putus cinta kita akan lebih bisa mengendalikan emosinya dan lebih memainkan peranan rasio.
Sehingga masalah ini akan dapat dilihat secara lebih obyektif lagi, bukan dengan penyesalan atau makian ama mantan, atau malah jadi tenggelam [ blebek.. blebek… ] dalam situasi merasa tidak dicintai semua orang. Sehingga kalo masalah ini dilihat secara lebih jelas, maka kita akan mendapatkan banyak hikmat dan memetik pelajaran darinya, kayak… “Apa sih sebenarnya yang membuat kami bubar… ?” [ bukan cari-cari kesalahan ato jeleknya pasangan… ], “Apa sih kekurangan atau kesalahanku ?” de es be atau pertanyaan-pertanyaan lain yang dapat menjadi bahan evaluasi serta masukan dari diri kita untuk lebih memperbaiki diri di masa mendatang, tapi inget… yang pasti tidak mengulang kesalahan yang sama di hubungan mendatang…

Toleransi terhadap masalah : Umumnya nih.. makin sering orang mengalami putus cinta, maka toleransi dia terhadap masalah tersebut juga akan semakin tinggi. [ kayak Ebet… - Tapi udah nikah tuh.. lagi nunggu anaknya keluar… ] It means.. masalah tersebut tidak akan membuat kita uring-uringan segala macem karena kita sudah pernah mengalami sebelumnya. Laen lagi kalo putus cinta ini merupakan pengalaman pertama [ rasa sakitnya nggak ketulungan deh.. Tobat enggak lagi.. amit-amit jabang beby.. ] lah gimana coba ? Kan kita belum punya pengalaman untuk menjadi bahan perbandingan. Semakin kita punya pengalaman yang tidak enak [ baca : putus cinta ], akan semakin membuat kita jadi lebih hati-hati dalam melangkah serta lebih pandai dalam menata ulang emosi-emosi kita, membuat kita tidak mudah masuk dalam situasi patah hati, depresi, paranoid, dan penyakit-penyakit hati lainnya

Lingkungan : Lingkungan sangat berperan lho.. dalam mendukung atau menghancurkan mental kita. [ jadi inget Ms. Biapong yang pacarnya di Jakarta heheuhehe… ] Kalau lingkungan kasih support serta pengertian-pengertian sama kita, akan dapat memberi kekuatan baru bagi kita didalam mengatasi masalah ini. Dukungan dari lingkungan bisa dalam bentuk kata-kata hiburan, diajak makan, nemenin kita mengisi waktu luang, sebagai tempat curhat de el el. Tapi kalau lingkungan malah sebaliknya, memusuhi serta memojokkan kita, mengatakan bahwa itu semua adalah salahnya kita atau memang kita aja yang bandel “Udah dibilangin tuh anak nggak bener…, masih aja lu jalan sama dia, sekarang rasain….” akan membuat diri kita semakin terpuruk dalam kubangan kesedihan en penyesalan

Intensitas hubungan : Kalau hubungan tersebut sudah cukup intens [ serius ] atau sudah cukup lama [ dari segi waktu ], biasanya perasaan luka akan sangat membekas di hati kita. Lho kok bisa gitu…? Ya jelas dong, dengan waktu yang udah lama dijalanin berdua dengan segala macam tantangan yang udah dihadapi, tiba-tiba putus, kenangan terindahnya kan banyak, maka ngelupainnya juga rada susah [ tapi bukan berarti nggak bisa lho… ]. Juga dikarenakan akibat dari intensitas hubungan ini, yaitu timbulnya suatu perasaan kepedulian atau adanya perasaan bahwa kita sudah menjadi bagian dari diri pasangan [ kayak critanya temen gue donny.. ohh nokia CDMA 6585 … ].

“So, kalo putus, kita nggak boleh nangis, nggak boleh sedih, atau laen-laennya gitu ??” Yaw enggak lah.. Boleh aja kok kita sedih, kecewa, nangis, teriak-teriak [ bila memang perlu… ] ato bantingin barang [ sangat tidak disarankan.. ] dan laen-laennya.
Dan wajar kok kita seperti itu karena itu membuktikan kita cinta or sayang sama dia. Only the problem is…, nggak boleh keterusan dong sedih en kecewanya, nanti semua kegiatan atau rencana masa depan pada buyar semua gara-gara putus, kan nggak bener…… Dan biasanya, pihak manapun [ enggak yang mutusin atau yang diputusin ] akan memiliki perasaan sama, jadi bukan cuma pihak yang diputuskan aja ya…

And my dearest prens..
I’ll try to show you how to deal with this Broken Heart Disease :

LET IT OUT !!! : Untuk hari-hari pertama, biarin aja perasaan kita itu ditumpahin ke lantai. Semua kekesalan, kekecewaan, kesedihan dan perasaan lainnya, biarin aja keluar, jangan dipendam apalagi dikubur trus didoain nanti malah jadi penyakit. Ini berguna untuk membuat dada kamu itu plong dari perasaan-perasaan negatif, bahasa arabnya sih 'katarsis'. Itu bagus kok, misalnya pengen jerit di tepi pantai losari atau pengen nangis, sok wae lah… Asalkan jangan keterusan teriak-teriak di pinggir pantai.., bisa2 diangkat ma Satpol PP. Cukup 2 hari or maksimal 1 minggu untuk ngeluarin semuanya...jangan lebih ya…

YOU’VE GOT A FRIEND : Ajak dan jadikan sobat kita sebagai ember alias tempat curhat. Keluarkan semua uneg-uneg kamu tentang mantan pasangan serta penilaian-penilaian apa aja yang ada di pikiran. Tapi sebelumnya, bilang ma sobat kita kalo gue cuma pengin di dengar, dan belum butuh nasehat. Karena kalau nggak ngomong gitu, nanti bakal dikasih nasehat, padahal kita belum bisa dinasehatin [ so emotional banget gitu lohh… gue jamin enggak bakalan masuk ke pikiran.. ]

FORGET ABOUT IT : Semua benda-benda kayak baju, boneka, jam en sgala macam yang berhubungan dengan Mr. or Ms. Ex atau hal-hal yang bakalan ngingatin kita ke dia, lebih bagus buat sementara waktu, dijauhkan dari pandangan mata, biar nggak teringat ke dia [ kayak Ms. Dewche back in 1999 @ Kebayoran Baru – Jakarta ] jaga memory kita biar engak nginget-inget lagi, nanti kalau ingatan kita kembali ke dia, sadarkan diri lagi “Bahwa saya nggak boleh ingat dia !!” . Dan kalau masih ingat juga, bilangin ke diri sendiri bahwa gue mau ingat dia waktu mau bobok aja, sekarang enggak [ mending belajar ]. Pengendalian diri tuh penting buat kita tidak mengingat dia lagi, ato lebih bagus buat jadwal untuk inget-inget Mr. or Ms. Ex seminggu sekali, sebulan sekali ato setahun sekali… [ bakal lebih cepet lupanya.. ]

HANG OUT DUDE !! : Perbanyak aktivitas / kegiatan enggak di rumah, kantor, sekolah, buat pelayanan etc. sehingga waktu kita habis hanya untuk aktivitas itu, bukan untuk nyanyi lagunya SAMSONS sambil nostalgila.. yang PUENTING isi waktu seefisien mungkin dengan kegiatan-kegiatan berguna [ cari gebetan baru misalnya.. ] Perluas lingkungan pergaulan dong.. Kalau mungkin selama ini kita agak terbatas bergaulnya, cuma pergi di rumah sakit, kuburan ato tempat-tempat sepi ato lebih sadis lagi enggak boleh kemana-mana ma mantan [ mengingat dia yang cemburuan ], maka sekarang kita bisa bebas bergaul memperluas pergaulan kamu, tambah teman or gebetan. UHUI !!!

POSITIVITY : Ambil segi positif ato hikmah dari berakhirnya cinta ini. Seperti lebih banyak waktu untuk beraktivitas, bisa nambah teman tanpa ada yang cemburu, + fleksibel, + dewasa, + mandiri [ Soalnya sekarang enggak ada yang ngantar lagi… ]. Mungkin juga kalau hubungan ini dperpanjang, akan berakibat tidak baik bagi perkembangan masing-masing pribadin. So.. berpikirlah bahwa ini merupakan keputusan yang terbaik.

GROWN UP : Jangan saling menjelek-jelekkan didepan teman-teman, soalnya bakal nurunin point kejombloan malah bisa juga dibilang so immature, childish, etc. [ enggak dewasa ] dan hubungan kita bakal jadi nggak enak. Parahnya teman-teman jadi bisa ikut campur ke dalam hubungan kita, karena kemungkinan besar bakal ada orang yang jadi provokator…, Kalau ada yang mau ngajak ngomong tentang dia atau mau kasih informasi tentang dia, mendingan tutup kuping, mata ma mulut aja dulu…., biar masalahnya tidak tambah ruwet, trus buat jadi ingat dia, jadi sedih lagi, nangis lagi.., balik lagi deh.. SAMA AJA !! Nah kalau kita sudah merasa kuat, boleh aja mengingat dia tapi segi positifnya saja, jangan yang minus. Sehingga tidak ada rasa dendam atau sakit hati ke dia. Kan dengan begitu masih bisa berteman sama dia….. bukan musuhan…


Satu hal yang wajib diingatkan bahwa dengan acara putus memutus ini merupakan waktu bagi kita untuk mengevalusi diri, dimana sih kekurangan kita sehingga tidak diulang atau terulang pada perjalanan kehidupan cinta kita di masa mendatang. Dan yakinlah bahwa setiap masalah akan membuat kita semakin dewasa dan matang serta menambah kekuatan pada mental kita. So… buat Mr. H jangan kapok untuk pacaran lagi, dan kalo ada yang nanya “Why.. Oh Why ??” Jawab aja… “ WHY NOT !!!”

It took all the strength I had just not to fall apart,
I’m tryin' hard to mend the pieces of my broken heart
And I spent oh so many nights just feelin' sorry for myself,
I used to cry but now I hold my head up high.
[ Gloria Gaynor – I Will Survive ]

Just write down da' comment Y'all !!!


1 Comments:

Blogger ELLA said...

comment:
ga ada pengalaman pribadi dari si author..?
Biar lebih konkrit gitu.. atau beton... atau apalah...

Huahuahua

6:51 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home